04 September 2009

PENTINGNYA MANAJEMEN TRAFO

Sebuah trafo diharapkan dapat beroperasi secara maksimal (kalau bisa terus menerus tanpa terhenti). Mengingat perannya yang sangat vital, maka cara pemeliharaan dan perlakuannya dituntut sebaik dan setepat mungkin, dan tentunya juga harus dibarengi dengan pengetahuan personil yang memadai. Regu pemeliharaan harus mengetahui karakteristik trafo, apa-apa yang akan menimbulkan kerusakan, standar pengamanan, standar operasi, serta bagian-bagian mana yang perlu diawasi dan dipelihara melebihi bagian yang lainnya.

Jika tidak demikian, trafo akan mudah rusak, baik oleh faktor dari luar maupun oleh faktor dari dalam trafo itu sendiri. Secara umum, ada beberapa penyebab kerusakan pada trafo, diantaranya hubung singkat, beban lebih (over load), beban pincang, gangguan binatang, sambaran petir, kegagalan isolasi, dan lain sebagainya.

Selain mengakibatkan kerusakan bila tidak diperlakukan dengan baik, trafo juga berpotensi menimbulkan susut distribusi (losses), terutama jika dibebani tidak seimbang, dan melampaui kapasitas (over load) serta jika peralatan pendukungnya tidak memenuhi standar yang ditetapkan. Sebenarnya sarang susut distribusi (losses) itu berada pada sisi tegangan rendah, lebih tepatnya pada gardu distribusi. karena di sini arusnya sangat besar. Kita tahu bahwa rumus untuk mencari losses adalah: I2 x R x cos Ø (watt). Jadi apabila terjadi kebocoran arus pada gardu distribusi, maka akan menimbulkan losses daya yang sangat besar.
1. Tidak akan terjadi kerusakan akibat sambaran petir apabila arde arrester dan arde body terpasang dengan benar dan tahanannya pentahannya sesuai standar (<5 Ω)
2. Tidak akan terjadi kerusakan akibat hubung singkat, baik oleh binatang maupun benda lainnya, jika pengaman sisi TM dan TR terpasang sesuai standar, maksimal 1,25 x Arus Nominal.
3. Tidak akan terjadi kerusakan akibat over load dan over blast fasa apabila trafo dibanani seraca proporsional, seimbang, dan tidak melebihi kapasitas.
4. Tidak akan terjadi kerusakan akibat kebocoran/kekurangan minyak apabila trafo dan level minyaknya diperiksa secara berkala, dan segera dilakukan perbaikan apabila terlihat ada rembesan minyak pada body.
5. Tidak akan terjadi kerusakan akibat rendahnya tahanan isolasi minyak apabila tegangan tembus minyak trafo diperiksa secara periodik dan di dijaga agar selalu berada pada batas normal dengan penyulingan dan atau penggantian.
6. Tidak akan menimbulkan losses yang besar apabila trafo dibebani seimbang, nilai tahannan pentanahan titik netral sesuai standar(<5 Ω), tidak terjadi over kapasitas pada opstij kabel, dan sambungan/terminal melekat dengan kuat, serta trafo dibebani secara proporsional.

YOFRIALDI, A.Md
8106019-R

Tidak ada komentar: