23 April 2012

PENTINGNYA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERCEPATAN PENANGANAN GANGGUAN JTM

Saat ini PLN sedang gencarnya melakukan penekanan Lama Padam dan Jumlah Padam (SAIDI/SAIFI). Namun jika terjadi gangguan, dengan keterbatasan teknologi dan sumber daya yang ada, seringkali petugas kesulitan dalam menentukan dengan cepat dan tepat dimana titik gangguan sehingga proses pemulihan sistem menjadi lebih lama.Walaupun sebenarnya, dengan indikasi gangguan dan besarnya arus gangguan yang terbaca relay di Gardu Induk (GI) atau di Gardu Hubung (GH) kita dapat memperkirakan-dalam radius 1 kilometer (itupun kalau operator GI/GH membaca, memahami dan menginformasikan hal tersebut ke petugas jaringan), namun tetap saja titik gangguan tersebut tidak dapat diketahui dengan tepat dan cepat. Sehingganya sangat diharapkan peran serta masyarakat, mengapa demikian?

Pada umumnya jaringan Tegangan Menengah tersebut rentangannya berada disekitar pemukiman ataupun tempat beraktifitas masyarakat seperti di pinggir jalan, dsb. Sehingga setiap gejala atau tanda-tanda gangguan akan mudah terlihat oleh masayarakat. Tanda gangguan yang bisa terlihat tersebut seperti ditimpa pohon tumbang, percikan api, bunyi letupan atau dengungan, dan lain sebagainya. Jika ada tanda-tanda gangguan tersebut diketahui oleh masyarakat dan melaporkannya ke PLN, maka tentunya proses pemulihan akan berlangsung dengan cepat, namun jika tidak, proses pemulihan bisa memakan waktu yang cukup lama dan bahkan bisa dalam hitungan jam dan hari.

Ada sebagian masyarakat yang beranggapan bahwa teknologi PLN sudah sangat canggih dan akan segera tahu kalau ada kelainan/kerusakan/gangguan di instalasinya, sehingga jika terjadi gangguan walaupun didepan matanya sendiri akan tetap diam tanpa melapor dan bersikap menunggu sampai petugas datang memperbaiki. Dan ada pula sebagian yang menganggap PLN tidak tahu apa-apa (mungkin anggapan ini yang mendekati kebenaran dan diperlukan) dan bersikap pro aktif dengan cepat-cepat melapor ke kantor PLN.

Pernah kajadian, salah satu feeder di PLN Sitiung mangalami gangguan permanent dengan indikasi GFR, setelah dianalisa dan di lokalisir, titik gangguan diperkirakan berada disekitar daerah Pulau Punjung dan Sungai Dareh, namun setelah jaringan diperiksa secara visual, tidak terlihat ada gejala ganguan, akhirnya setelah ±5 jam mencari gangguan, ada saja masyarakat yang rumahnya cukup jauh dari lokasi namun bisa melihat dengan jelas lokasi tersebut (karena rumahnya berada di ketinggian) melaporkan kalau di sana dia melihat percikan bunga api sebelum gangguan terjadi. Petugas kontan saja menuju ke lokasi, setelah diperiksa dg seksama, ternyata ada satu keping suspension isolator yang bocor. Ketika di tanya kepada warga sekitar, rupanya mereka juga tahu dan melihat percikan api tsb, namun mereka menyangka PLN pasti sudah tahu, dan mereka menunggu saja petugas datang. Tu kan...?

Makanya, tugas kita sebagai insan PLN untuk bagaimana setiap berinteraksi dengan masyarakat, selalu mengingatkan bahwa PLN dengan segala keterbatasnnya belum bisa mengetahui dengan cepat dan tepat lokasi gangguan dan sangat butuh partisipasi masyarakat dalam memberikan informasi.



Ruang Distribusi PLN Sitiung

23 April 2012 22:30 PM

19 April 2012

LISTRIK PRA BAYAR

Sesuai namanya, listrik pra bayar (LPB) adalah listrik yang dibayar dulu sebelum dipakai. Kalau listrik yang biasa kita gunakan (pasca bayar), dipakai dulu baru kemudian dibayar. Kalau dibawakan ke pelanggan Telkomsel, produk LPB ini sama dengan produk kartu Simpati, kartu AS, sedangkan listrik pasca bayar sama dengan kartu Halo. Pada LPB, jika token (pulsa ) nya habis, aliran listrik secara otomatis akan terputus (mati), sedangkan pada listrik pasca bayar, jika tidak dibayar sampai batas waktu yang ditentukan, aliran listrik akan diputus oleh petugas secara manual langsung di KWh meter pelanggan.

Ada beberapa keuntungan menggunakan LPB, diantaranya;

1. Tidak pakai biaya beban dan tidak ada penerapan KWh minimal, artinya jika listrik tidak kita pakai, tidak ada kewajiban untuk membayar, No used, No Pay! (lebih fair kan...!) , kalau yg lama, tidak dipakaipun tetap bayar beban tiap bulan.

2. Masa berlaku/aktif token (pulsa) tidak terbatas; token LPB akan tetap berlaku sampai kapanpun dan tidak akan hangus walaupun tidak pernah isi ulang

3. Jika melakukan isi ulang, sisa token yg lalu akan tetap terakumulasi dg token baru

4. Tidak akan ada ada lagi komplain kesalahan baca meter, karena tidak lagi ada proses catat meter tsb.

5. Privasi pelanggan terjaga, karena rumahnya tidak akan didatangi lagi oleh petugas catat meter dan petugas penagihan

6. Hubungan baik antara pelanggan dan PLN akan terjaga, karena tidak akan ada lagi petugas penagihan /pemutusan yanga datang menagih dan memututus listrik di rumah plgn, sehingga situasi nyaman tercipta.

7. Secara perlahan, pola hidup hemat energi akan tumbuh di hati setiap pelanggan, karena akan selalu ingat mematikan peralatan listrik yg tidak bermamfaat. Kalau tidak bermamfaat kenapa harus dihidupkan, ntar tokennya cepat habis dan lampu dirumah akan cepat mati. Sikap ini tentunya juga akan menghemat pengeluaran.

8. Pengukuran KWh meter LPB lebih akurat, erornya ± 1 %, sedangkan kwh meter analog erornya ± 2 %.

9. Fitur Kwh meter LPB lebih lengkap, berbagai macam informasi bisa dilihat dan diakses pelanggan, seperti; cek sisa token, cek daya yg sedang dipakai, cek arus, cek tegangan, cek perkiraan lama pemakaian token, dan ada indikator sisa token dan alarm peringatan ketika token sudah menipis, dan banyak lagi fitur yg lainnya. Pokonya lebih transparan dan komunikatif.

10. Harga per KWh sama dengan listrik Pasca bayar.

11. Tampilannya lebih menarik dan trendy.

12. Tempat pembelian token bisa dilakukan dimana saja; di Payment point, Kantor Pos, ATM, dan di counter-counter HP dengan system pulsa electric dengan jaringan yang luas.

13. Dan dengan produk teranyar, bisa dihidup atau dimatikan dari jarak jauh,

13. Migrasi dari pelanggan pasca bayar ke pra bayar tidak dipungut bayaran alias GRATISSS!

AYO SEGERA DAFTARKAN DIRI ANDA KE KANTOR PLN TERDEKAT!