17 Agustus 2023

STUDI PENENTUAN SUSUNAN FASA 

SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM)  DOUBLE CIRCUIT 

PADA FEEDER 5 GH BALITAN.

oleh: Yofrialdi, A.Md, S.T

 

ABSTRAK

PT PLN (Persero) banyak sekali membangun Saluran Udara  Tengngan Menengah (SUTM) dengan kostruksi Double Circuit (dalam satu tiang terdapat dua circuit/penyulang). Hal ini dikarenakan pertimbangan efisiensi anggaran investasi serta keterbatasan dan kesulitan pembebasan lahan daripada membangun jaringan baru. Namun hal ini jika tidak dilakukan dengan pengaturan dan perhitungan yang tepat,  diperkirakan malah akan menimbulkan Jatuh tegngan dan rugi energi teknis yang berlangsung terus menerus dalam waktu yang tidak terbatas. Selain itu, dikarenakan keterbatasan informasi dan pengetahuan, dan dengan pertimbangan kemudahan dalam pemasangan dan manuver, pemasangan SUTM double circuit cendrung disamakan susunan fasanya antar circuit atas dan bawah, yang justru menurut hipotesis penulis akan memperbesar jatuh tegangan dan rugi-rugi energi sistem distribusi. Untuk menekan hal tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan perubahan konfigurasi susunan fasanya. Namun perlu ditentukan pola konfigurasi yang paling optimal untuk menekan rugi-rugi daya tersebut.

Pola konfigurasi mempengaruhi nilai GMD, GMR dan pada akhirnya mempengaruhi besaran Reaktansi Induktif saluran. Untuk menentukan pola konfigurasi yang paling optimal pada konstruksi double circuit skema horizontal, penulis melakukan studi pada enam pola kofigurasi yang mungkin dilakukan. Setelah dilakukan kajian, Pola yang paling tidak optimal adalah pola 1 (seluruh susunan fasanya sama antara circuit atas dan bawah, dan karena kemudahan dalam pemasangan, pola ini pula yang cendrung diterapkan di lapangan). Sedangkan pola yang paling optimal adalah Pola 3 ( hanya fasa S yang sejajar atas-bawah, sedangkan Fasa R dan T di-reposisi). Berdasarkan kajian, Pola 3 mampu memperbaiki jatuh tegangan sebesar 7,0% dibanding dengan Pola 1

Sedangkan untuk menentukan besaran rugi energi, penulis melakukan ujicoba di penyulang yang ada PLN Rayon Sitiung, yang mana terdapat dua penyulang (F5 Balitan dan F2 Sungai Dareh) yang terpasang Double circuit yang membentang dari GI Sungai Lansek sepanjang 46,8 KMS dengan beban rata-rata 144,58A. Kondisi dua penyulang tersebut sebelumnya terpasang dengan Pola 1. Setelah dilakukan perubahan konfigurasi menjadi Pola 3, dihasilkan penekanan persengtase Rugi Energi sebesar 9,04% dibanding pola 1, dengan saving energi salur 28.789 KWh per bulan. Saving energi ini jika dikalikan denga harga jual rata-rata energi per KWH di PLN Rayon Sitiung Rp 805 per KWh, maka dengan perubahan konfigurasi dari Pola 1 ke Pola 3, pada F5 balitan akan mampu menghasilkan saving cost sebesar Rp 23.175.145,00 per bulan.     

Kata kunci: SUTM Double Circuit, Pola Susunan Fasa, Persentase Rugi Energi, Jatuh Tegangan, saving cost

Tidak ada komentar: