STUDI PENENTUAN SUSUNAN FASA
SALURAN UDARA TEGANGAN MENENGAH (SUTM) DOUBLE CIRCUIT
PADA FEEDER 5 GH BALITAN.
oleh: Yofrialdi, A.Md, S.T
ABSTRAK
PT PLN (Persero) banyak sekali membangun
Saluran Udara Tengngan Menengah (SUTM)
dengan kostruksi Double Circuit (dalam satu tiang terdapat dua circuit/penyulang).
Hal ini dikarenakan pertimbangan efisiensi anggaran investasi serta
keterbatasan dan kesulitan pembebasan lahan daripada membangun jaringan baru.
Namun hal ini jika tidak dilakukan dengan pengaturan dan perhitungan yang
tepat, diperkirakan malah akan
menimbulkan Jatuh tegngan dan rugi energi teknis yang berlangsung terus menerus
dalam waktu yang tidak terbatas. Selain itu, dikarenakan keterbatasan informasi
dan pengetahuan, dan dengan pertimbangan kemudahan dalam pemasangan dan
manuver, pemasangan SUTM double circuit cendrung disamakan susunan fasanya
antar circuit atas dan bawah, yang justru menurut hipotesis penulis akan
memperbesar jatuh tegangan dan rugi-rugi energi sistem distribusi. Untuk
menekan hal tersebut, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan perubahan konfigurasi susunan fasanya. Namun perlu ditentukan pola
konfigurasi yang paling optimal untuk menekan rugi-rugi daya tersebut.
Pola konfigurasi mempengaruhi nilai GMD,
GMR dan pada akhirnya mempengaruhi besaran Reaktansi Induktif saluran. Untuk
menentukan pola konfigurasi yang paling optimal pada konstruksi double circuit
skema horizontal, penulis melakukan studi pada enam pola kofigurasi yang
mungkin dilakukan. Setelah dilakukan kajian, Pola yang paling tidak optimal
adalah pola 1 (seluruh susunan fasanya sama antara circuit atas dan bawah, dan karena
kemudahan dalam pemasangan, pola ini pula yang cendrung diterapkan di
lapangan). Sedangkan pola yang paling optimal adalah Pola 3 ( hanya fasa S yang
sejajar atas-bawah, sedangkan Fasa R dan T di-reposisi). Berdasarkan kajian, Pola 3 mampu memperbaiki jatuh tegangan sebesar 7,0%
dibanding dengan Pola 1
Sedangkan untuk
menentukan besaran rugi energi, penulis melakukan ujicoba di penyulang yang ada
PLN Rayon Sitiung, yang mana terdapat dua penyulang (F5 Balitan dan F2 Sungai
Dareh) yang terpasang Double circuit yang membentang dari GI Sungai Lansek
sepanjang 46,8 KMS dengan beban rata-rata 144,58A. Kondisi dua penyulang
tersebut sebelumnya terpasang dengan Pola 1. Setelah dilakukan perubahan
konfigurasi menjadi Pola 3, dihasilkan penekanan persengtase Rugi Energi
sebesar 9,04% dibanding pola 1, dengan saving energi salur 28.789 KWh per
bulan. Saving energi ini jika dikalikan denga harga jual rata-rata energi per
KWH di PLN Rayon Sitiung Rp 805 per KWh, maka dengan perubahan konfigurasi dari
Pola 1 ke Pola 3, pada F5 balitan akan mampu menghasilkan saving cost sebesar
Rp 23.175.145,00 per bulan.
Kata kunci: SUTM Double Circuit, Pola Susunan Fasa, Persentase Rugi Energi, Jatuh Tegangan, saving cost